Connect with us

Politik dan Pemerintahan

Bahas soal Pembangunan Kota, Miky Wenur Berani Adu Gagasan di Ruang Milenial!

Published

on

Momen MJLW adu gagasan bareng Milenial dan Gen-Z

TOMOHON, – Segudang pengalaman Ir. Miky Junita Linda Wenur, MAP tersalin dalam ruang diskusi Milenial, di Red Herbs, Kel. Lansot, Kec. Tomohon Selatan, Rabu (17/4/2024).

Sekelompok anak muda yang tergabung dalam organisasi dan komunitas di dataran kaki gunung Lokon itu saling adu gagasan, dan berbagi ilmu untuk pembangunan Kota.

Tersorot isyu lingkungan hidup yang akhir-akhir ini sedang hangat dibahas, serta keterlibatan pemuda di dunia pertanian, dan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Ir Miky Wenur menegaskan, keterlibatan pemuda dalam diskusi ini sangat penting, apalagi menyangkut persoalan lingkungan hidup, UMKM dan pertanian.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tomohon itu mengatakan, peran pemuda dalam sektor pertanian dan UMKM terbukti saat pandemi Covid 19 lalu.

“Pemuda miliki inisiatif yang luar biasa dalam mendirikan usaha dimasa pandemi, seperti barista. Sehingga, mereka mampu mempekerjakan 2 hingga 3 orang,” kata MJLW, sapaan akrabnya.

Baca juga: Warga Woloan “Serbu” Warung Tanta Ulin, ‘Makbar’ Miedal Bareng Miky Wenur

Selain UMKM, ruang diskusi pula membahas soal isyu lingkungan hidup. Adalah persoalan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang kini sedang hangat dibicarakan.

MJLW arahkan ruang diskusi untuk mencari solusi soal masalah sampah. Sebagai petugas Rakyat, Srikandi Tomohon itu pun menampung dan siap jembatani Aspirasi Milenial dan Gen-Z.

“Pemuda itu sangat peka terhadap masalah lingkungan hidup, apalagi soal sampah. Diskusi ini jadi bentuk kolaborasi kita untuk menemukan solusi yang tepat,” ujar MJLW, didampingi suami tercinta, Ir. Stefanus BAN Liow, MAP.

Senada, Budayawan dan Peneliti Mawale Movement Rikson C. Karundeng, M,Teol meyakini, pemuda Tomohon miliki pemikiran yang rasional.

“Mereka tentu bersuara sesuai data. Dimulai dengan adanya dorongan dari kegelisahan terhadap permasalahan, membuat sosok generasi penerus bangsa mulai bergerak untuk melakukan riset mengenai lingkungan,” jelas Rikson.

Baca juga: Duh! Kondisi TPA Taratara Memprihatinkan, Pemkot Tomohon “Salahkan” Masyarakat?

Diskusi berkembang, adu gagasan terarah ke persoalan “sekaratnya” regenerasi petani yang jadi ancaman untuk artikultur suatu wilayah.

Itu sebabnya, Dr. Harsen Tompomuri, S.IP, MA, Tenaga Ahli Bidang Pemuda dan Olahraga Kantor Staf Presiden RI, dihadirkan sebagai pematik dalam ruang diskusi ini.

“Ya, Isyu regenerasi petani ini ketika banyak anak petani yang tidak ikuti jejak orang tuanya, dan lebih memilih pekerjaan lain,” ujar Harsen.

Permasalahan ini, kata dia, harus diskusikan secara matang untuk menciptakan solusi yang tepat. “Jangan sampai, ada wilayah dengan artikultur pertanian, malah akan hilang,” kata Harsen.

Berita terkait: Petani Menjerit! Pupuk Bersubsidi di Tomohon ‘Mandeg’ saat Harga Beras Lagi Mahal-mahalnya

Disamping itu, selain regenerasi, masalah yang masih bersarang di kota sejuk yakni pupuk. Hal ini berbuntut saat salah satu pemuda yang juga seorang petani menanyakan soal pupuk bersubsidi.

Senator sendiri menjelaskan, ketidak adanya pupuk bersubsidi ini, bukan karena kelangkaan pupuk, melainkan kelalayan pemerintah kota.

“Sebagai wakil daerah, saya cek instansi daerah di Provinsi, dan diinformasikan ketidak adanya alokasi pupuk bersubsidi lantaran pemerintah kota terlambat memberi pengajuan ke kementrian pertanian soal alokasi pupuk bersubsidi,” beber Senator.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *