TOMOHON, – Hebohnya kasus penganiyaan yang menimpah beberapa warga di Sonder, pada Minggu (12/2/2023) menuai banyak polemik.
Pasalnya, FE alias Ferdinand dituduh jadi otak kasus dugaan penganiayaan menggunakan tombak dan senjata tajam (sajam).
Ternyata, tudingan tersebut tidak ada bukti jelas. Hal itu diungkapkan langsung oleh Kasie Humas Polres Tomohon, AKP Ferdi Sulu, ketika dikunjungi wartawan media ini, Rabu (15/2/2023).
Dirinya menjelaskan, hingga saat ini, pihaknya tidak asal mengklaim atau menuduh siapapun yang terlibat dalam kasus tersebut, apalagi tanpa ada bukti yang jelas.
“Kasus ini masih dalam penanganan. Tuduhan begitu hal biasa, hanya kenakalan pengguna media sosial saja. Karena, sejauh ini tidak ada bukti terkait tudingan itu,” tegas Kasie Humas.
Dirinya berharap, masyarakat pengguna media sosial lebih bijak dalam berargumen. “Jangan seenaknya mengklaim, tanpa ada pembenaran dari kami (Pihak Polres Tomohon -red),” pintanya.
Dia juga menegaskan, perkembangan penanganan dari kasus ini masih sementara berlanjut. “Masyarakat jangan terprovokasi. Apalagi hanya mencari informasi lewat komentar Netizen,” ketus Sulu.
Jadi, lanjut dia (Kasie Humas- red), jangan percaya beberapa informasi yang beredar di media sosial tanpa stetmen resmi dari kami pihak Polres Tomohon.
“Kami akan tangani secara profesional. Laporan dari kedua belah pihak akan kami tindak lanjuti. Untuk saat ini, kami belum memberikan pembenaran dari kasus ini karena masih dalam penyelidikan,” pungkasnya.
Dari informasi yang diterima media ini, awal mula pemicu peristiwa ini terjadi, dimulai dari dendam permasalahan perombakan pengurus tempat wisata Taman Eman di Sonder.
Perlu diketahui, saat ini tempat wisata tersebut sudah menjadi tanggungjawab sepenuhnya untuk dikelolah oleh Ferdinand Eman sebagai Direktur Utama PT.IWS berdasarkan hasil RUPS.
Richard Ering