Connect with us

Berita Populer

Gerakan BPAN Tomohon, Lestarikan Situs Budaya Ditengah Perkembangan Zaman!

Published

on

BPAN PD Tomohon dalam kunjungan ke Watu Tula'u di Kelurahan Tumatangtang

TOMOHON, – Dalam melestarikan Situs Budaya Minahasa, Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) PD Tomohon, kini sedang ‘berperang’ dengan perkembangan zaman.

Bagaimana tidak, perubahan zaman yang berpotensi “Tenggelamnya” budaya lokal seakan mengancam generasi Alpha. Kecemasan pun muncul, jika generasi berikut tidak lagi mengenal budaya sendiri.

Ketua BPAN PD Tomohon, Belarmino Lapong menegaskan, perjuangan ini, memerlukan komitmen dan tekad yang kuat dalam pelestarian situs atau cagar budaya.

“Ya, apalagi saat ini kita sementara berperang dengan zaman modernisasi. Tentu ini tantangan berat dalam melestarikan budaya,” ucap Lapong, Minggu (21/8/2022) ketika berkunjung ke Situs Budaya Watu Tula’u, di Kelurahan Tumatangtang, Tomohon Selatan.

Dirinya menerangkan, generasi muda di dataran kaki gunung Lokon itu wajib menjaga situs budaya. Ini, kata dia, karena tak sedikit yang berupaya untuk merusak adat dan budaya Minahasa.

Bahkan, lanjut Lapong, perkembangan zaman hampir mengalahkan kepentingan budaya. “Contohnya, generasi muda yang lebih gemar dan aktiv dengan budaya asing, ketimbang budaya Minahasa,” imbuhnya.

Apalagi, ditambah dengan stigma-stigma dari beberapa oknum yang “melecehkan” budaya, sehingga merusak pandangan masyarakat terhadap adat Minahasa.

Oleh karena itu, Organisasi BPAN Tomohon yang berinduk Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ini bertekad untuk melestarikan Situs Budaya Minahasa dengan mengadakan program “Lumales”.

“Kata Lumales itu seperti berkunjung atau berziarah ke situs-situs budaya yang ada di Kota Tomohon. Ini suatu strategi kami agar situs adat Minahasa tidak punah atau terbengkalai,” tutur Lapong.

Lapong juga meyakini, dengan terpeliharanya suatu kawasan yang di dalamnya mencakup segala objek cagar atau situs budaya, akan menciptakan sebuah ikatan yang kuat.

“Tentu, ikatan kesinambungan yang erat antara masa kini dan masa lalu, yang mencerminkan nilai-nilai kebudayaan di masyarakat,” pungkas Lapong.

Richard Ering

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *