Connect with us

Pariwisata

Gelar Festival Budaya Minahasa, Rektor IAKN Manado: Bentuk Kesadaran untuk Lestarikan Warisan Leluhur!

Published

on

Pentas Kolaborasi Seni Musik Tradisional Dengdeng dan Musik Menggunakan Batu

TOMOHON, – Festival Seni Budaya Minahasa yang digelar Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Manado, di Padies Kimuwu, Warembungan, Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), Sabtu (10/4/22), sukses digelar.

Terpantau, acara yang berlangsung kurang lebih 4 jam itu, sukses menampilkan puluhan pentas seni berupa musik tradisional Kolintang, musik batu, tari kawasaran, Maka’aruyen, dll.

Pada kesempatan itu, Rektor IAKN Manado Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th., M.Pd mengungkap, pihaknya berkomitmen untuk hadir dan berada di tengah-tengah masyarakat Sulut yang secara khusus berada di wilayah Minahasa untuk melestarikan adat dan budaya Leluhur.

Foto: Rektor IAKN Manado saat menyerahkan penghargaan

“Kami sangat menyadari tanggung jawab ini untuk menggali, mengembangkan, dan melestarikan seni budaya dan tradisi Minahasa,” jelas Tulung.

Hal ini, kata Rektor, di dorong oleh suatu kesadaran, bahwa budaya yang diwariskan sejak zaman leluhur harus kita lestarikan dan harus kita rawat.

“Tentu, seni budaya dan tradisi ini terkandung nilai-nilai luhur untuk menjadi kearifan dan pengetahuan bagi masyarakat dalam menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat,” jelasnya.

Rektor juga menjelaskan, kecendikiawan dari visi IAKN Manado, selain nilai-nilai keagamaan yang mesti di hidupkan namun juga nilai-nilai budaya setempat yang harus terintegrasi dalam pengembangan intelektual, spiritual, serta perilaku hidup kita.

Sementara, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey melalui Kesbangpol Prov. Sulut Ferry Sangian, S.Sos, MAP, mengapresiasi IAKN Manado atas terselenggaranya kegiatan Festival Budaya Minahasa itu.

“Saya mengucapkan banyak terimakasih atas pelaksanaan kegiatan ini untuk menunjang pariwisata provinsi Sulawesi Utara,” tutur Sangian, didampingi Kadis Pariwisata Minahasa.

Tak lupa, Sangian mengakui dirinya merasa terpukau atas penampilan yang telah dipentaskan oleh sejumlah seniman dan budayawan Minahasa.

Untuk itu, dirinya mengajak seluruh masyarakat prov Sulut untuk sama-sama membangun budaya kita sendiri, yaitu Budaya Minahasa. “Ya, ini bentuk upaya kita agar nantinya kita tidak tertinggal dengan kebudayaan lain,” tukas Sangian.

Dari pemantauan media bacarita id, selama acara berlangsung, terdapat sekmen penyerahan penghargaan untuk ketiga Tonaas yang menjadi pejuang untuk menjaga dan melestarikan budaya Minahasa.

Diantaranya, Tonaas Rinto Taroreh sebagai pelestari Mahsasau, Tonaas Andre Lengkong sebagai Pelestari Musik Tradisional menggunakan Batu, dan Tonaas Indri Lengkong sebagai pelestari Musik Tradisional Dendeng.

Lebih lanjut, penghargaan budaya Minahasa pun ikut mengincar Tokoh budaya, komunitas, organisasi hingga kelompok keluarga yang terus melestarikan budaya Minahasa.

Richard Ering

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *