Connect with us

Berita Terkini

Pintu RS Bethesda Dibuka dengan Cara “Dijebol”, Arina: Torang ini Tuan Rumah!

Published

on

TOMOHON, – Ketua Sinode Pdt DR Hein Arina ungkap alasannya menjebol pintu utama serta pintu aula RS Bethesda Tomohon.

Akhir-akhir ini, Ketua Sinode dan petinggi Yayasan GMIM hangat diperbincangkan warga GMIM, lantaran pengrusakan fasilitas RS Bethesda Tomohon.

Kunjungannya ke RS Bethesda, Jumat (14/01/22), disebut-sebut penyebab pintu masuk lobi dan aula tempat ibadah sengaja dirusak. Kaca pecah dan membahayakan pengguna.

Saat live streaming Multimedia GMIM yang mempublikasikan Rakor BPMS dan Ketua-ketua Badan Pekerja Majelis Wilayah (BPMW) GMIM, membahas terkait kasus RS Bethesda Tomohon.

Dalam rakor tersebut, ketua Sinode GMIM menyentil soal dirinya yang melakukan pengerusakan fasilitas di RS Bethesda. Saat kunjungan, Arina kesal pintu masuk disegel dengan baliho dan terkunci.

“Torang datang tapi pintunya ditutup, apa torang mo beking? Ya foleo (dijebol). Torang ini tuan rumah, torang ini sebagai pemilik!,” ketus Arina sembari bertanya ke Peserta Rakor yang adalah Ketua-ketua BPMW.

Kembali, Arina bertanya soal perlakuan pihak Sinode dan Yayasan di Rumah Sakit Umum GMIM Bethesda Tomohon, ke sejumlah peserta rakor.

“Jadi bagaimana, yang dilakukan BPMS dan Yayasan itu apa?? Sah?,” tanya Arina, Senin (17/01/21), yang direspon peserta “Sah,”.

Sementara, salah satu masyarakat GMIM, Dani Lantang S.Pd ikut menanggapi pengakuan Ketua Sinode terkait pengrusakan fasilitas Rumah Sakit Umum Bethesda Tomohon.

Dia (Lantang-red) menilai, ungkapan yang dipaparkan Arina tidak ada rasa bersalahnya. “Dia pikir biasa saja. Padahal banyak yang sakit hati melihat Rumah Sakit itu dirusak, padahal dia mengaku itu miliknya,” terang pemuda di wilayah GMIM Tomohon III itu.

Lucunya, lanjut Lantang, sikap Ketua Sinode yang memerintah untuk membobol fasilitas Rumah Sakit, Arina bertanya tanggapan ke BPMW yang menjadi peserta Rakor. “Pantas mereka sah-sah saja. Mana ada yang berani jawab tidak,” aku Lantang.

“Coba kalo di tanya ke masyarakat GMIM, yang tidak tergabung dalam Badan Pekerja Majelis, saya berani jamin, mereka pasti tidak terima!,” tegas Lantang.

Disesalinya juga jawaban pucuk pimpinan GMIM itu, terkait ungkapan yang menyebut bahwa mereka adalah pemilik dan tuan rumah RS. “Berarti kalau tuan rumah, bebas dong merusak fasilitas RS?,” tutur Lantang heran.

Atas ungkapan Arina, kata Lantang, yang menyebut mereka tuan rumah dan pemilik Rumah Sakit itu terkesan egoisme. “Itu bukan hanya milik mereka! Tapi milik seluruh warga GMIM,” ketusnya.

“Jawabannya tidak mencerminkan seorang pemimpin dalam organisasi gereja. Padahal, posisinya sebagai pimpinan Sinode. Kok jawabannya seperti itu. Tak ada rasa bersalah sedikitpun,” sesal Lantang.

“Saya harap, pimpinan Sinode dapat memberi penjelasan dan klarifikasi yang baik untuk Masyarakat GMIM,” tutup Lantang.

Richard Ering

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *