Connect with us

Berita Terkini

Bikin Bangga! Mengko Bakal Sulap Tula’u Jadi Wisata Religius

Published

on

TOMOHON, – Peninggalan Sejarah yang ada di suatu wilayah merupakan warisan berharga yang harus tetap berlanjut pelestariannya. Begitu pula dengan selak beluk berdirinya suatu daerah, adalah terpenting untuk diketahui masyarakat setempat.

Kekayaan budaya suatu daerah menjadi penting untuk dikelola sebagai investasi dalam pembangunan masa depan, dan peradaban bangsa demi mempertahankan jati diri.

Namun, sebagian besar rakyat dari kelurahan itu sendiri, tidak paham dengan asal usul daerah yang ditempatinya. Sehingga, daerah tersebut dinilai kehilangan jati diri yang harusnya dipertahankan.

Menghindar hal itu, Lurah Kelurahan Tumatangtang, Tomohon Selatan, Jefry Mengko ST, membuat suatu program menarik demi mempertahankan jati diri ‘Wanua’ (Wilayah) Tumatangtang.

Dirinya mengakui, melalui program jangka panjangnya, bakal mengenali Kelurahan yang dipimpinnya itu lewat warisan leluhur yakni ‘Watu (diartikan sebagai’batu’) Tulau’, peninggalan leluhur Tumatangtang yang dulunya dikenal sebagai distrik Sarongsong, dan nantinya bakal ‘disulap’ menjadi destinasi Wisata Budaya Religi.

“Watu Tulau, merupakan satu-satunya peninggalan sejarah yang ada di Tumatangtang, dan nantinya akan dikembangkan menjadi wisata religi,” beber Mengko kepada wartawan, Kamis (07/10/21).

“Itu akan saya realisasikan setelah program-program yang sementara saya jalani ini tuntas,” sambungnya meyakini.

Dirinya menegaskan, pengembangan warisan budaya lewat wisata religi ini bukan untuk mencari keuntungan biaya wisatawan yang berkunjung, tetapi merupakan pengenalan sebagai tanda berdirinya Kelurahan Tumatangtang.

Tak hanya itu, Gaya kerja Mengko dalam mempertahankan jati diri kelurahan, bukan hanya lewat pelestarian budaya, tetapi, dirinya bakal kembali menggelar Hari Ulang Tahun Kelurahan Tumatangtang.

“Ini penting! Jati diri kita akan luntur jika Hari Lahir kita sendiri tidak perna digelar. Saya akan kembali mengadakan itu, agar masyarakat Tumatangtang tahu kapan dan bagaimana Wanua ini didirikan,” tutur Mengko.

Dia (Mengko-red) menegaskan kembali, Program-program yang berhubungan dengan jati diri kelurahan Tumatangtang ini akan dikerjakan setelah pihaknya menuntaskan program yang sementara berjalan kini.

“Tunggu saja, pasti akan direalisasikan. Tapi setelah saya tuntaskan program yang sementara berjalan ini. Secara bertahap, perlahan, tapi pasti, Akan saya Tuntaskan!,” tandas orang nomor satu di Tumatangtang itu.

Sebagai kutipan penjelasan, dari sejarawan Adrianus Kojongian: Watu Tulau merupakan suatu simbol berdirinya perkampungan Sarongsong, dan suatu tempat pertahanan orang wanua Sarongsong terhadap perlawanan orang orang Bolaang-Mongondow yang ingin merebut dan menguasai wilayah.

Peliput: Richard Ering

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *