TOMOHON, – Masyarakat di kota Tomohon menyimpan rasa trauma atas janji-janji kampanye yang hanya menjadi ‘Surga Telinga’.
Pasalnya, masyarakat akui, janji kampanye dari salah satu paslon terpilih di Pilwako Tomohon 2020 lalu, hingga saat ini tidak terwujudkan.
Hal ini tentu jadi trauma dari rakyat, sehingga enggan percaya lagi dengan janji yang berujung ‘Towo-towoan’.
Nampak juga, di satu bulan menjelang pemungutan suara pada 27 November 2024, rakyat kompak suarakan “Ganti Warna”.
Bahkan, jelas terdengar dari tingkatan provinsi, hingga kabupaten/kota.
Di Kota Tomohon misalnya. Masyarakat menghendaki dipimpin dua wewene Tou Muung Ir. Miky Junita Linda Wenur, MAP dan Cherly Mantiri, SH.
Dua Srikandi yang diusung Partai Golkar, Partai Nasdem dan PSI ini begitu dinantikan oleh masyarakat Tomohon.
Betapa tidak, dari program dan visi misi Paslon nomor urut 1 itu sangat melekat ke hati rakyat, lantara berisi poin-poin yang mengena ke masyarakat.
Benar saja, elemen masyarakat menyebut, visi-misi Miky-Cherly cerdas dan merakyat. Mereka menilai, sangat beda dengan janji kampanye di 2020 yang tidak diwujudkan.
Sebut saja dijanjikan peningkatan TPP pejabat struktural dan ASN pada akhirnya tidak terwujud.
Dijanjikan TPP Guru naik Rp. 750 ribu per bulan tapi realitanya Rp 600 ribu, malahan direalisasikan hanya sampai 4 bulan.
Demikian lainnya insentif perangkat kelurahan, linmas, petugas kebersihan dan lansia tidak diwujudkan sesuai janji kampanye.
Apalagi banyak muncul ketidakadilan, kesenjangan dan ketimpangan sosial akibat pilih-pilih warna dan kelompok dalam pemberian bantuan sosial, insentif lansia dan lainnya.
Ketika dikonfirmasi, Ketua Tim pemenangan Miky Wenur-Cherly Mantiri Jack A. Palar, menuturkan, hal ini banyak di keluhkan oleh masyarakat.
“Ya, faktanya ada di masyarakat. Penilaian langsung dari masyarakat yang tentu merasakan langsung dilapangan,” kata Jack Palar, didampingi Piet HK Pungus dan Stenly Lasut.
Diterangkan, Miky Wenur-Cherly Mantiri tidak mau menjajikan yang sulit ditepati, melainkan menawarkan program unggulan dan prioritas yang realitis dengan kondisi dan potensi daerah.
