TOMOHON, – Miky Wenur telah berjuang bersama rakyat selama Tiga periode di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tomohon.
Setelah berakhirnya masa jabatan di periode ini, Ir. Miky Junita Linda Wenur, MAP nyatakan pamit, dan siap berjuang bersama rakyat di kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Tomohon.
Namun begitu, usainya perjuangan di DPRD, Miky Wenur kembali mengucapkan permohonan maafnya atas keterbatasan dan kekurangannya dalam bertugas.
“Mohon maaf atas keterbatasan dan kekurangannya dalam melaksanakan tugas legislasi, pengawasan dan anggaran,” kata Miky Wenur, Selasa (17/9/2024).
“Jika ada tutur kata dan perbuatan yang tidak berkenan bagi orang lain, termasuk sesama legislator dan ekseutif sebagai mitra kerja, yudikatif bahkan insan pers, elemen masyarakat dan semua pihak, mohon dimaafkan,” terangnya.
Dari berbagai sumber kalangan tokoh masyarakat, tokoh agama, budayawan, olahragawan bahkan pejabat struktural dan ASN mengaku Miky Wenur punya integritas dalam mengembangkan tugas DPRD.
“Selama menjadi Legislator Tomohon, Miky Wenur menunjukan jati diri, integritas, citra disertai tekad dan komitmennya berjuang dan berkarya melakukan tugas legislasi, pengawasan dan anggaran,” kata mereka.
Akan tetapi, Miky Wenur mengakui jerih juang dan karyanya sebagai legislator tidak terwujudnya secara optimal, karena keterbatasan tupoksi dalam mengeksekusi.
“Sering sudah disepakati antara legislatif dan eksekutif tetapi tidak dieksekusi,” sesalnya, didepan wartawan dalam sesi wawancara.
Itu sebabnya, lanjut Miky Wenur, jika Tuhan berkenan dan mendapatkan kepercayaan umumnya masyarakat, ia bersama Cherly Mantiri siap wujudkan mimpi dan harapan rakyat.
“Kami sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota Tomohon bertekad dan berkomitmen untuk mewujudkan Tomohon Maju, Terpercaya dan Sejahtera,” tutur Miky Wenur.
Kedepan, kata mantan akademisi ITM Tomohon itu menegaskan jangan ada lagi ketidakadilan, kesenjangan dan ketimpangan sosial di Tomohon yang sejak dulu dikenal kota pendidikan dan relegius.
“Hal ini terjadi karena diantaranya pilih-pilih kasih akibat perbedaan, sembari memberi contoh insentif lansia, penerima bantuan sosial/pangan, umkm, petani,” bebernya.
Harusnya, kata Miky Wenur, yang juga mantan Sekreraris Komisi Wanita/Kaum Ibu Sinode GMIM tiga periode menuturkan, untuk mengedepankan kasih dan melayani tanpa perbedaan dan deskriminatif.
Isteri dari Senator Ir. Stefanus BAN Liow, MAP mengatakan kalaupun benar informasi bahwa sering adanya pemotongan TPP ASN, perjalanan dinas dan pungli lainnya, seperti membebankan biaya kepada ASN terkait menggelar hajatan, maka hak-hak rakyat jangan ‘diamputasi’.
Sebaliknya, ASN dan seluruh pelaksanaan pemerintahan, katakanlah nakon, perangkat kelurahan, linmas, petugas kebersihan, Pol PP, kader kesehatan, akan dibuat untuk bekerja dengan kesejukan dan kesukacitaan.
Seperti tidak akan dijumpai lagi ada yang alergi berjumpa dan berfoto, tertekan karena diancam pemecatan dan alasan lainnya.
Kesejahteraan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan dan perekonomian keluarga harus mendapat perhatian dan kepedulian, jangan ada lagi terjadi ketiadaan pupuk bersubsidi akibat kealpaan yang membuat petani menjerit, bantuan UMKM harus tepat sasaran.
Dalam kiprah politiknya sebagai legislator Miky Wenur menjabat Wakil Ketua DPRD Kota Tomohon Periode 2004-2009, Ketua DPRD Kota Tomohon Periode 2014-2019 dan Ketua Komisi III DPRD Kota Tomohon Periode 2019-2024.