TOMOHON, – Ada hal menarik yang diungkapkan masyarakat saat Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon Miky Wenur dan Cherly Mantiri menyalurkan diakonia di bulan syukur ini.
Kedua Pasangan calon yang diusung Partai Golkar, Partai Nasdem, dan PSI itu berulang tahun di bulan September.
Mereka merayakannya dengan berbagi berkat sekaligus menyerap aspirasi, keluhan, bahkan kritikan atau turun ke masyarakat untuk belanja masalah.
Saat berdiakonia di Kelurahan Tumatangtang Kecamatan Tomohon Selatan, Nell Wullur, salah satu warga mengungkapkan uneg-unegnya kepada Miky-Cherly.
Lansia yang saat ini berprofesi sebagai petani mengaku kecewa dengan Pemerintah Kota Tomohon saat ini yang main pecat kepala lingkungan maupun linmas begitu memerintah.
‘’Kita ini orang Timur yang sangat menghormati etika. Masa memberhentikan orang tanpa diberi tahu. Jika memang lurah atau camat benar, kalau ada yang mau diberhentikan, panggil orangnya lalu dijelaskan. Bukan sudah dipecat yang bersangkutan tidak tahu,’’ tegasnya.
Mantan pelayan khusus di Jemaat GMIM Syaoom Tumatangtang itu menegaskan kembali, jika ada yang kerja bagus, hendaknya dipertahankan, bukan di berhentikan.
Kekecewaan lainnya adalah soal penyaluran insentif bagi lansia yang menurutnya tidak adil dan hanya pilih-pilih.
‘’Saya memang pernah menerima, tapi hanya satu kali. Setelah itu tidak pernah lagi. Namun, lansia lainnya setiap bulan menerima. Ada yang bergantian, tapi beberapa kali menerima,’’ katanya.
Sebagai petani, Opa Nel juga mengaku kecewa dengan pemerintah yang tidak menyelesaikan berkas e-RDKK untuk pupuk bersubsidi.
‘’Kita orang kecil. Jadi, bertani untuk menghidupi keluarga. Tapi, karena pupuk bersubsidi tidak tersedia, jelas sangat kesulitan. Mau beli pupuk non subsidi, harganya mahal,’’ keluhnya.
Untuk itu, ia meminta jika Miky-Cherly sudah memimpin Tomohon, harus memperhatikan masalah-masalah seperti yang dikemukakannya.
Dan, Opa Nel optimis Miky-Cherly akan memimpin Kota Tomohon ke depan karena memiliki kjepedulian terhadap masyarakat dan punya program yang jelas.
Menjawab keluhan dan permintaan Opa Nel, Miky Wenur dan Cherly Mantiri mengatakan, jika diperkenankan Tuhan dan dipercayakan masyarakat memimpin Kota Tomohon, keduanya tidak akan sembarangan memecat perangkat, linmas, atau mengganti pejabat.
‘’Tidak ada dalam kamus kami hal-hal seperti itu. Tentunya yang kerjanya baik akan dipertahankan. Berdosa kalau memberhentikan seseorang tanpa sebab, apalagi tanpa diberi tahu,’’ kata Miky dan Cherly yang dalam kesehariannya tidak membeda-bedakan status sosial, suku, agama, bahkan warna-warni politik.
Miky-Cherly juga mengatakan memiliki program-progran yang realistis yang sesuai dengan situasi dan kondisi di Kota Tomohon.
‘’Jika memimpin Kota Tomohon, tentunya kami akan merealiusasikan program-program kami. Tentunya yang realistis yang disesuaikan dengan kondisi Kota Tomohon,’’ kata keduanya.