Connect with us

Politik dan Pemerintahan

Warga Akui Sikap Akhlak dan Beretika Melekat di Miky-Cherly, Tokoh Masyarakat: Sudah Terbukti!

Published

on

Ir. Miky JL Wenur, MAP dan Cherly Mantiri, SH

TOMOHON, – Karakter santun dan beretika yang ada pada jiwa Miky Wenur dan Cherly Mantiri makin diidolakan oleh rakyat.

Pasalnya, sikap sopan dalam bertutur kata yang sering terdengar dari bibir Miky-Cherly, membuat warga makin mencintai dua Srikandi Tomohon itu.

Lebih lagi, dalam melayani masyarakat, sudah tak diragukan lagi. Miky dan Cherly dianggap pemimpin yang pro rakyat, lantaran kritis membela hak rakyat.

“Sopan dalam bertutur kata dan menghargai kerja orang lain, tidak terkecuali rekan sekerja, termasuk anak buah,” kata Tokoh Masyarakat, Hendry Wenas, Selasa (03/9/2024).

Selain Hendry, Tokoh Masyarakat Jefry Tumanduk, SP, SE punya pandangan lain bagi Miky-Cherly. Ia mengaku keduanya terbilang rajin menghadiri kegiatan keagamaan dan sosial kemasyarakatan.

“Sangat menghargai undangan masyarakat. Bahkan mampu membagi waktu baik untuk pekerjaan dan waktu untuk masyarakat,” tutur Jefry.

Tak heran, Miky Wenur merupakan sosok yang dikenal luas pemberian dirinya dalam kepelayanan gereja, sebagai Komisi Wanita/Kaum Ibu GMIM baik aras jemaat, wilayah dan sinode.

Ditempat terpisah, Herna Umboh dan Demsy Kaunang (Pangolombian), mengakui Miky Wenur seakan tidak pernah lelah melayani jemaat dan umat serta mengabdi bagi masyarakat dan daerah.

“Miky Wenur, bukan sekedar datang tetapi dengan gaya khasnya menyapa masyarakat dan mendengarkan aspirasi,” terang Herna.

Bukan saja rajin turun lapangan saat suksesi seperti Pilkada, Herna mengatakan, melayani masyarakat sudah menjadi keseharian Miky Wenur dan suaminya Senator Stefanus BAN Liow.

“Maklum, pasangan suami-isteri ini sejak tahun 2000 (24 tahun lalu) sudah aktif dalam kepelayanan gereja baik aras jemaat, wilayah sampai sinode GMIM,” tutur Herna.

Suatu bukti juga, lanjut dia (Herna-red) dimana pintu masuk halaman dan rumah Keluarga Liow-Wenur terbuka, tidak ditutup dengan pagar.

“Ini menunjukan mereka terbuka dengan siapa saja tanpa melihat perbedaan status sosial, agama, golongan dan warna warni politik,” tutup Syenny Mantow dan Meidy Mantow warga asal Kolongan Satu.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *