Connect with us

Politik dan Pemerintahan

Perhatian Miky-Cherly dan ‘Laparnya’ Petani atas Ketiadaan Pupuk Bersubsidi

Published

on

Miky Wenur dan Cherly Mantiri

TOMOHON, – Keluh Kesah Petani jadi perhatian Miky Wenur dan Cherly Mantiri, Keduanya memegang tekad mulia saat melihat keterpurukan kuli tani saat ini.

Pasalnya, para Penyangga Tatanan Negara Indonesia (Petani) di kota Tomohon harus mengeluh soal pupuk bersubsidi yang tak kunjung dinikmati.

Itu sebabnya, kedua petugas rakyat Miky-Cherly mendorong pemerintah kota Tomohon dibawa pimpinan Caroll Senduk, untuk upayakan pupuk bersubsidi.

Betapa tidak, Petani Tomohon terpaksa harus mengambil pupuk non subsidi dengan harga yang sangat besar.

Diketahui, pupuk mutiara saja seharga Rp. 18.000 per kilogramnya, untuk satu zak mencapai Rp. 900.000, kemudian PONSKA PLUS Rp. 12.000 /KG satu zak Rp. 600.000.

Serta pupuk UREA Rp. 8.000/KG, untuk satu zak Rp. 400.000. Harga ini tentu sangat tinggi dan petani harus mengeluarkan modal dengan nilai yang besar.

Berbeda halnya, ketika adanya pupuk bersubsidi. Petani hanya mengeluarkan uang satu per zak Ponska Rp. 125.000, dan Urea Rp. 125.000.

Hal itu mendapat keluhan dari Kelompok Tani ‘Sumaru Endo’, asal Kelurahan Pangolimbian, Kecamatan Tomohon Selatan.

Adalah Brury Sarese, mengungkapkan keluh kesah kelompok masyarakat tani bahwa tentunya sangat merasa tersiksa dengan tidak adanya pupuk bersubsidi.

“Apalagi saat dalam musim tanam, kami merasa tersiksa dengan tidak adanya pupuk bersubsidi,” tutur sesal Ketua Kelompok Tani Sumaru Endo.

Untuk tanaman padi, umumnya pemupukan pada musim tanam berjalan ini pada akhir bulan Agustus 2024 berarti sudah melewati waktu pemupukan.

“Tanpa pupuk, produksi padi menurun seperti dua musim tanam sebelumnya,” kata Jelly Lumowa petani asal Kelurahan Tara-Tara Dua.

Melihat hal itu, Miky-Cherly tak ingin kejadian serupa terjadi di tahun-tahun mendatang.

Atas hal itu, jika Tuhan berkenan dan mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin kota Tomohon, kedua Srikandi itu bertekad akan menaru perhatian bagi petani.

“Tentu dengan segala kekayaan SDM dan SDA, termasuk memiliki lahan pertanian, maka tidak akan terjadi lagi ketiadaan pupuk bersubsidi akibat kelalaian (artinya kurang perhatian dan kepedulian),” kata Miky-Cherly.

Petani itu profesi terhormat dan ujung tombak kesejahteraan keluarga serta perekonomian masyarakat dan daerah dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan.

Menurut Miky Wenur ketika dalam suatu kesempatan bertemu kelompok tani, mereka mengungkapkan keluh kesah, bahkan memaparkan secara teknis akibat ketiadaan pupuk bersubsidi.

Meski demikian, Miky Wenur mengapresiasi dan terus mendorong Pemkot Tomohon dibawah kepemimpinan CS melakukan program untuk petani.

“Segera lakukan upaya-upaya agar petani mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat,” pinta Miky dan Cherly.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *