TOMOHON, – Karyawan RSU Bethesda Tomohon merupakan pegawai kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
Namun, berbeda dengan pandangan Yayasan Medika asuhan Sinode GMIM itu. Pasalnya, Yayasan menyebut, pegawai RSU Bethesda Tomohon adalah penyandera Rumah Sakit.
Hal itu, diungkapkan Yayasan Medika GMIM melalui surat laporan yang berhasil ditelusuri oleh media bacarita id. Isi surat menyebut, karyawan RSB telah menyandera rumah sakit sehingga menganggu standart pemenuhan RSB.
Namun itu dibantah oleh sejumlah karyawan RS Bethesda. “Ini kan aneh, Kami tidak menyandera RS Bethesda! Pelayanan pasien tetap berjalan sebagaimana mestinya. Rawat jalan, rawat inap, dan unit gawat darurat tetap dibuka, tidak ada sandra menyandra! Kami dikira ‘teroris’, kan lucu,” ungkap Any, yang juga pegawai RS Bethesda, Selasa (05/3/22).
Tak hanya itu, terlampir juga dalam isi surat, bahwa Yayasan Medika menilai pegawai RSB (tertulis sebagai penyandera RS) yang melakukan aksi meminta sumbangan merupakan sikap ketidak mampuan mengelola RSB.
“Loh, kami (Karyawan RS) cari dana demi kepenuhan gizi pasien. Tentu kami tak tega melihat pasien yang hanya dijamu nasi dan tahu. Dan buktinya, lewat sumbangan dari masyarakat yang peduli RSB, saat ini pemenuhan gizi pasien mulai membaik,” tegas Any.
Dia (Any-red) menghimbau, Yayasan Medika jangan mengada-ada. Apalagi, pegawai RS Bethesda yang penuh hati melayani masyarakat, bisa-bisanya disebut penyandera rumah sakit.
“Sepanjang sejarah RS Bethesda Tomohon berdiri, baru kali ini pegawai RSB disebut sebagai penyandera, ini kan lucu,” tutur Any sembari tertawa tipis.
Padahal, kata Any, pegawai rumah sakit sangat tak pantas jika disebut penyandera. “Tentu kan yang diketahui masyarakat, penyandera itu kan sebagai ‘teroris’. Yayasan harusnya introspeksi dulu,” ketus Any.
“Saya harap, masyarakat jangan tergiur jika ada informasi miring mengenai RSB. Kami (pegawai RS) tetap melayani masyarakat dengan baik. Sesuai moto kita, Menabur Kasih, Diberkati untuk Melayani,” tutup Any.
Richard Ering