TOMOHON, – Aksi damai yang harusnya menjadi jembatan untuk menyalurkan aspirasi demi mendapat jalan keluar suatu masalah, malah diprovokasi sehingga nyaris ricuh.
Terpantau, saat keberlangsungan aksi damai RS Bethesda Tomohon, Senin (07/02/22), yang menuntut keadilan dari Yayasan Medika GMIM nyaris ricuh lantaran terprovokasi oleh tindakan oknum Sinode GMIM.
Pasalnya, sebuah Toa atau pengeras suara berwarna putih yang di keluarkan lewat jendela kantor Sinode GMIM, sengaja diarahkan ke pengikut aksi.
Itu sebabnya, karyawan dan staf RS Bethesda Tomohon yang ikut dalam aksi terpancing emosi dan langsung menerobos masuk ke kantor Sinode GMIM.
Parahnya, Toa yang diarahkan ke peserta aksi damai itu, memutar lagu dengan volume tinggi. Bahkan, mengalahkan volume suara dari pihak RS Bethesda.
Peserta aksi menilai, tindakan yang dilakukan oleh pihak Sinode GMIM tidak menghargai aspirasi dari pengunjuk rasa.
Mereka (pengunjuk rasa-red) menilai, sikap yang ditunjukkan oleh pihak Sinode GMIM yang mengarahkan pengeras suara ke peserta aksi, merupakan tindakan yang bersifat “pandang enteng”.
“Buktinya jelas, saat pengunjuk rasa mengemukakan aspirasi dari depan kantor Sinode, kok tega-teganya ada oknum Sinode GMIM bersikap seperti itu?” sesal salah satu pengunjuk rasa, yang tak ingin namanya disebutkan.
“Bukannya mendengar permintaan kami, kok malah memutar lagu sangat keras lewat Toa? Tidak menghargai dan sangat memalukan!,” imbuhnya.
Dikatakannya pula, tindakan tak terpuji dari pihak Sinode itu merupakan sikap provokasi yang mengundang emosi para pengunjuk rasa. “Jelas itu provokasi. Makanya kami langsung menerobos masuk ke dalam gedung mewah itu (kantor Sinode),” tandasnya.
Sementara, Ketua Komisariat Federasi SBSI RS Bethesda Tomohon Franny Walangitan SH saat diwawancarai media bacarita.id, ikut menyesali perbuatan yang dilakukan oleh pihak Sinode GMIM.
“Ini memalukan. Sikap yang meremehkan kami sebagai masyarakat GMIM. Kami hanya ingin keadilan. Hargai aspirasi kami,” terang Walangitan.
Senada dengan itu, seorang aktivis yang akrab disapa Stiff menilai, sikap yang ditunjukkan oleh Sinode GMIM sangat memalukan dan tidak mencerminkan kepribadian GMIM.
“Ini bukti bahwa Kasih telah luntur. Tidak menghargai masyarakatnya. Bersikap tuli dengan Toa yang diputar bervolume kuat, sungguh memalukan, dan merusak nama GMIM, Gereja yang kita banggakan,” kata Stiff.
Dari pemantauan media ini, saat peserta terprovokasi, langsung menerobos pintu gedung Sinode GMIM, untung saja, sejumlah kepolisian resort Tomohon yang mengawal aksi damai berhasil meredupkan emosi demonstran. Sehingga, situasi kembali Kondusif.
Tak lama, utusan Yayasan Medika GMIM yakni sekertaris Yayasan bersama Plt Direktur RS Bethesda Tomohon turun langsung dan memberi klarifikasi dihadapan demonstran.
Namun, ungkapan klarifikasi ditolak oleh pengunjuk rasa. Sehingga, pihak Yayasan Medika GMIM memutuskan untuk mencari solusi lewat mediasi, yang rencananya bakal dilaksanakan pada 8 Februari 2022.